Senin, 22 Juli 2013

Turki Trip - D7 - Lost at Bergama


Pagi - pagi sekali keesokan paginya sesudah sarapan kami cek out untuk pindah kota menuju Bergama
Pagi itu kami minta ke hotel untuk memajukan jam sarapan kami krn kami harus pergi pagi dan simon sang penjaga hotel mengiyakan... jadilah kami sarapan jam 7
Sarapannya singkat dan cepat....
Sambil sedkit ngobrol dan mendengar cerita simon soal perkiraan cuaca hari itu yang katanya akan hujan
Dari ceritanya, saya menangkap kesan kalau Simon ga suka hujan
Lalu jadi inget ceritanya Insa...dia bilang klo di jerman, hujan itu mempengaruhi mood orang...semua jd bad mood dan grumpy
Hahah...silahkan di coba jakarta, yang kalo hujan jadi becek - banjir - macet - commuterline gangguan sinyal - dan lain sebagainya  

Well, suhunya memang agak lebih dingin..
Tapi saya ga tau apakah itu krn cuaca atau karena memang selcuk ada di dataran lebih tinggi dari kota - kota yang kami singgahi sebelumnya
Toh berapapun level dingannya saat itu akan tetap dingin buat saya yang mahluk tropis

Jujur, saya lupa perjalanan kami ke Bergama
Seingat saya kami harus mampir dulu ke Izmir, untuk kemudian ke Bergama
Namun saya tidak bisa mengingat terminal izmir itu seperti apa, atau transportasi yang kami pakai...apakah bis besar atau hanya dolmus.
Saya hanya ingat kami baik dolmus ke Izmir dan sampai di bergama dengan dolmus pula..semacam elf kecil.
Dan bahwa sebelumnya dolmus itu mampir ke terminal yg agak besar dimana sebagian orang turun - tapi bukan kami karena sang kenek tidak meminta kami turun
- at that time kami bener" jadi turis yg pasrah dan cuma bilang ke kenek mau turun di bergama tanpa tahu arah -

Sekitar tengah hari kami sampai di bergama dan di turunkan di sebuah terminal tua dekat pasar.
Mirip sekali sama di kampung halaman...dimana ada terminal di situ biasanya ada pasar.
Tampaknya terminal itu adalah pemberhentian terakhir karena semua orang turun.

Bergama tampak lebih kecil dari Selcuk
Tapi tidak sesepi Pamukkale 
Paling tidak kami lihat banyak sekali orang lalu lalang di sekitar terminal
Berwajah bingung kami mengundang beberapa orang menawarkan hotel dan taksi.
Citi Hostel adalah tujuan pertama kami, untuk dilihat kelayakannya
Berjalan berlawanan arah dengan dolmus datang, hingga sampai simpang di percabangan arah lalu ambil belokan kedua di sebelah kiri
Tidak jauh setelah belok... ada plang citi hostel
Karena hostelnya lumayan, 1 kamar akhirnya kami book untuk 1 malam seharga 60TL - sesudah gagal nawar.

Ada 2 orang laki - laki di hostel itu yang kami temui dalam proses tawar - menawar dan check in.
Yang satu yg tampak lebih berwenang, lebih komunikatif dan lebih helpfull, sementara yg lainnya tampak seperti hanya penjaga hostel...minim komunikatif in this case in english
Sedikit basa - basi soal tujuan wisata sambil menghabiskan welcoming turkish apple tea -ini pertama kali saya minum turkish apple tea yg tersohor itu -- uenaaaak-
Kami akhirnya di pinjami peta untuk keliling dengan clue : bisa jalan kaki ke semua tempat alias ga usah cari taksi -omg - another walk ?-

Red Basilica
Mengikuti petunjuk, tempat pertama yang kami lewati adalah Red Basilica.
Karena sedang direnov dan takut ketinggalan jam tutup Akropolis - tujuan utama kami - maka kami putuskan untuk tidak masuk ke Red Basilica dan lurus terus menuju Akropolis
Melewati Red Basilica - belok kiri menanjak melewati pemukiman

Dalam perjalanan itu, tidak jauh dari Red Basilica, kami melewati mobil makanan yang menggelar penggorengan besar dan di kerumuni anak" sekolah
Tampak seperti roti goreng
Karena tertarik, saya hampiri untuk beli.
Begitu tanya how much kami di kasih gelengan kepala
Well, ga boleh beli.... saya pikir mungkin makan suplemen untuk anak sekolah
Macam bubur kacang ijo di posyandu di indonesia 
Baiklah...kami akhirnya melanjutkan jalan kaki itu

Tak berapa lama setelah belok kiri menanjak melewati pemukiman, seorang bapak naik motor menghampiri dengan roti goreng di stang motor-nya
Lalu bicara bahasa turki sambil menunjuk - nunjuk roti gorengnya
Kesimpulan hasil komunikasi tarsan itu saya kira - kira adalah : rotinya ini gratis mbak ...ambil aja ga usah beli...
Hahah...baiklah, semoga nanti masih ada sesudah dari Akropolis.




 

Akropolis terletak di atas bukit
Untuk kesana harus naik cable car seharga 10TL PP
Sementara harga tiket masuk Akropolis sendiri adalah 20TL.
Kalau boleh merangking, saya posisikan Akropolis ketiga sesudah Ephesus dan Hierapolis.
Sebenernya lokasi nya oke banget...diatas bukit dengan angin kencang
Beberapa tiang masih kumplit lorong jalan masih utuh dan teather tinggi di pinggir tebing dengan pemandangan kota...
Kenapa rangking 3 ? hm..mungkin karena teathernya hierapolis lebih utuh...lebih keren

View dari teather

Selesai dari Akropolis kami makan siang dan cari tiket ke Canakalle untuk besok pagi
Sekali lagi cari makan bukan masalah -bayarnya lain soal ya :P-
Kami tinggal cari rumah makan lokal yg menu nya berdasar pengalaman di Pamukkale dan Selcuk, enak dilidah
Tantangan cari makan bagi kami sebenernya bukan rasa - tapi harga
Biasanya kami cari rumah makan lokal yg sdh pasang harga di luar dan masakannya pun keliatan dr luar
Jadi gambling nya cuma rasa...bukan harga dan penampakan

Masuk ke satu rumah makan lokal, saya pesan nasi dan sesuatu yang mirip oseng jeroan ayam
Sementara teman saya pesan sup ayam yang isinya ayam dan kentang dengan kuah yg kaldu banget
Keduanya rasanya enak 
Karena masih laper, saya nambah sop ayam juga
Begini ini yang bikin expenses saya dan teman saya beda jauh
Sementara temen saya makan 1 porsi, saya makan 2 porsi
Sementara teman saya memilih makan ala turki dengan lauk dan roti, saya ga bisa jauh dari nasi
dan sementara nasi di setiap porsi makanan menurut saya cuma basa basi - saya akhirnya selalu pesan 2 porsi nasi
#2 porsi nasi di turki itu cuma setengah porsi nasi padang lho saudara - saudara #huft

Lucunya hari itu kami makan ditunggui pelayan rumah makan.
Berasa banget jadi turis yang setiap gerak geriknya di perhatikan
Bahkan makan pun kami di liatin...hehe

Sesudah makan, cari tiket ke Canakkale adalah tugas selanjutnya
Karena faktor bahasa, susah sekali dapat info di Old Otogar -terminal kecil tempat kami turun tadi siang-
Disalah satu kantor kecil perusahaan bis, kami dapat info bahwa bis ke Canakkale ada jam 12 siang
Itu artinya kesiangan.
Padahal rencana kami pagi sudah harus ke Canakkale - menuju Troya
Dan malam sudah pergi dengan bus malam ke Istanbul.
Kesiangan karena Troya tutup jam 4 -atau 5 ? sejak peristiwa di Mevlevi Museum, saya jadi extra hati" soal jam tutup...semua abu - abu -

Entah dari mana kami dapat info bahwa ada terminal 1 lagi di Bergama
Mungkin terminal yang kami singgahi waku otw ke Bergama 
Cuma ga tahu seberapa jauh
Lalu kami putuskan untuk menyusuri jalan ke arah dolmus kami datang tadi siang
Sambil mencari orang lewat yang bisa di tanya

Tidak jauh dr old otogar kami bertemu dua orang perempuan yang ternyata tidak bisa bahasa inggris
Dibelakangnya kami coba lagi bertanya ke beberapa orang anak perempuan belasan tahun yang yang kondisinya sama
Ternyata mereka berjalan ke arah yg sama dengan kami
Entah apakah perempuan dan anak - anak perempuan itu saling kenal, tapi akhirnya mereka berhenti membahas masalah kami
Salah seorang anak perempuan itu kemudian mengeluarkan ponselnya dan mambuka aplikasi translator
Gagap teknologi saya kagok ngetik di ponsel yang ga qwerty
Riweh sekali saya mencoba menjelaskan pada mereka maksud kami : kami cari bis pagi ke canakkale...dimana otogar satu lagi ?
Anak itu kemudian menjelaskan lagi ke temannya
Pake bahasa tarsan
Pake corat - coret di notes
Saya terharu sekali sama usaha mereka mau bantu - walaupun mereka ga bisa bahasa inggris

Akhirnya kami diminta mengikuti mereka
Lumayan jauh  sampai ke ujung jalan itu
Tampaknya seperti jalan lebar antar kota
Lalu menyebrang jalan dan kami diajak masuk ke semacam pos
Disana kami diberi tahu bahwa ada bisa ke cannakale dr pos itu jam 11 atau 11.30 siang -mungkin melewati tapi bisa berhenti-
Toh jadwal itu masih terlalu siang buat kami
No matter the result, kami berterimakasih sekali ke semua orang disitu
Sampai peluk - pelukan sama anak - anak itu saking terharunya
Sayangnya lupa foto bareng

Tanpa hasil kami menyusuri jalan yang sama menuju hostel
Sore itu sekitar jam 5, tapi sudah mulai gelap dan terasa lebih dingin 
Sepanjang jalan mayoritas adalah toko - toko perkebunan, peralatan dan bengkel yang sedang siap - siap mau tutup
Berkali kali masih mencoba bertanya ke orang di jalan yg kami temui, hasilnya nihil
Bahkan yang look alike mahasiswa - tetep aja ga bisa english
Setiap kami bilang otogar, selalu yg ditunjuk adalah old otogar

Cape dan hampir putus asa saya berselisih dengan teman
Akhirnya kami kembali ke hostel untuk bertanya ke pemilik hostel
Ternyata yang tinggal hanyalah si penjaga hostel yang ga bisa komunikasi itu
Karena tak ada hasil, teman saya memutuskan untuk masuk ke selimut untuk menunggu penjaga hotel yg bisa ditanya datang
Sementara saya ga tenang, ga suka klo ada yg ga jelas dan terancam ga sesuai rencana
Lha iya klo penjaga yg satunya balik lagi malem itu...klo ngga ?
Saya lalu putuskan keluar lagi untuk cari info

Sore itu banyak sekali orang hilir mudik di depan hostel kami
Saya memberhentikan seorang perempuan sambil bertanya pertanyaan yang sama yang sudah saya ulang kesekian kali : "hai, do you speak english ?"
Ia lalu memberikan gesture semacam "go ahead, ask me"
Belum sempat saya bertanya, seorang bapak bergabung bersama kami
Entah bagaimana menceritakannya, tapi saya tahu bahwa perempuan itu kemudian "menyerahkan" saya ke bapak itu
I said thanks, and she said goodbye

Bapak itu mulai dengan "how can i help you ?"
Dan saya pun menumpahkan semua pertanyaan saya
Dari kenapa kami harus pergi pagi ...hingga hasil jalan jauh ke pos pinggir jalan
Lalu di putuskan bahwa kami akan ke old otogar untuk mengkonfirmasi informasi yg saya dapat
Well, make sense sih...mungkin aja segala kendala bahasa itu bikin kami salah menerima informasi

Kami berjalan cepat ke arah otogar
Atau lebih tepatnya bapak itu berjalan cepat sementara saya terengah - engah mengejar sambil kedinginan
Apalagi sambil cerewet karena senang akhirnya nemu orang yg bisa di ajak komunikasi
saya kira umurnya antara 35 - 45...tapi terlihat bugar dan nyaman

Ternyata informasi yang saya dapat benar
Bapak itu kemudian menginfokan bahwa sebenernya ada tourist information di dekat old otogar, yang sayangnya sudah tutup
Andai saja saya tahu ada tourist information itu sebelumnya...sebelum saya menyusuri jalan panjang tadi
Bapak itu kemudian memutuskan untuk mengajak saya ke temannya yang katanya "bekerja di bidang tourism"
Temannya ternyata pengelola semacam penginapan
Kebetulannya penginapan itu salah satu yg sudah saya lihat di online booking, tapi tidak saya masukan daftar karena di luar budget kami -80TL/malam-.

Saya kemudian diajak masuk ke semuah rumah yang homey sekali
Dimana teman bapak itu ternyata sedang makan bersama ibunya.
Yang terjadi kemudian adalah pembicaraan yang ramah dan hangat
Kami berempat duduk mengelilingi meja makan, menunggu mereka selesai makan sambil berbincang
Saya bahkan disuguhi turkish delight yang tersohor itu.
Yang saya suka adalah bapak itu menceritakan ke saya kembali isi percakapan antara mereka yang dalam bahasa turki.
Sopan sekali ya ? even i'm a stranger...in trouble

Sesudah makan, bapak itu dan temannya mencari jalan keluar bagi saya
Mereka menelpon dan mencari info via internet
Sementara saya duduk manis sambil terharu
Di tengah - tengah perbincangan telepon, bapak itu kemudian bertanya : "rani, this company has a bus to canakkale at 8 and 10 in the morning, what time do you wanna go ?"
well, as early as posible, but i have to ask my friend first...what time is the best if i wanna be at troya at least at 2 o'clock ?
how long does it takes from here to troya ? some said it takes 4 - 6 hours...its gonna be late if i took a 10 o'clock bus

Saya meracau...i'll go at 10...no, i'll go at 8
Bapak itu kemudian bilang : better you go 1t 10, so you will have time to prepare and breakfast
somehow saya suka laki" yg punya kontrol dan mengambil alih saat dibutuhkan
#even xena warrior princess sometimes need a hand

Ternyata kebaikannya tidak selesai sampai disitu
Booking by phone harus diikuti dengan bayar tiket dikantor perusahaan bis tersebut.
Jadilah kami keluar ke kantor perusahaan bis itu
Merasa terlalu merepotkan saya bilang bahwa saya di kasih alamatnya aja, nanti saya ke sana naik taksi
Lalu di jawab dengan enteng : "why spend your money ? we can just go with my car"
baiknyaaaa..-meleleh ditempat-

Sebenernya khawatir juga sih...naik mobil bareng dua laki - laki baru kenal
Kalaupun saya diculik, temen saya ga tau saya dimana
Tapi entah hari itu saya ga worried - worried amat
Dan kami pun pergi ke otogar tempat kantor perusahaan bis itu
Otogar yang saya cari sepanjang sore itu, ternyata katanya jaraknya 7 km dr old otogar

Booking tiket dan lain - lain semua di urus kedua bapak itu
Saya cuma senyum manis dan ngeluarin uang untuk bayar tiket
Yang lucu adalah ketika bapak itu memandang penuh khawatir waktu saya ditanya apakah ada no telp yang bisa dihubungi, dan saya jawab ga ada
Akhirnya dia kasih no teleponnya ke perusahaan bis itu

Urusan belum selesai disitu
Perusahaan bis itu, "Pamukkale", bekerja sama dengan "Truva" bis yang akan saya naiki 
Truva sendiri tidak akan masuk terminal, melainkan harus di cegat di pinggir jalan deket pom bensin, 100 meter dr terminal

Berkali - kali saya di ingatkan oleh bapak itu mengenai prosedur besok pagi :
1. Naik bis apapaun dari old otogar yang akan membawa saya ke otogar itu gratis,
2. Lapor ke booth tiket tempat beli tiket sebelum jam 9
3. Jalan ke pom bensin
Ga boleh telat takut bis nya keburu lewat

Mereka bahkan mengantar saya ke pom bensin untuk menunjukan tempat dimana saya harus berdiri di sekitar pom bensin
Rupanya proses lapor ke booth tiket adalah supaya penjaganya bisa telepon ke supir bisnya untuk ngangkut 2 orang dipom bensin
Mungkin prosedur standar untuk konfirmasi penumpang
Mungkin juga krn kami ga punya telp :D

Di perjalanan kembali dari terminal kami bercakap - cakap seperti teman lama
Bagaimana si bapak di tilang sehingga 3 bulan ga boleh nyetir
Bagaimana mereka kecewa dengan sistem bus yg bikin turis susah di bergama
Kenapa bis ga masuk terminal, dll
Lagi - lagi bapak itu menceritakan diskusinya dengan temannya yang dalam bahasa turki, ke saya dalam bahasa inggris
Siapa sangka saya akan ditolong sama yang sedemikian baik

Sekitar jam 7 kami sampai penginapan teman bapak itu, saya lalu pamit
Sempat di undang untuk minum teh bersama tamu - tamu lain di penginapan itu sebagaimana kebiasaan mereka setap malam, namun saya ga janji akan datang....i have to check my friend first kata saya
Alasannya takutnya teman saya tidur, takutnya saya kecapean, dll
Padahal selain itu saya takut di sana akan ada alhokol dan bikin saya ga nyaman

Mission acomplished...alhamdulillah ketemu bapak - bapak yang baik sekali
Saya inget bapak itu bilang : once you know how difficult it is being lost in other peoples country, you will understand and help others

Selain cerita mengharukan soal bapak - bapak malaikat itu
Ada cerita ga enak soal citi hostel
Turns out penghangat ruangan yg mereka pakai untuk kamar adalah penghangat portable yang bentuknya tampak seperti besi yang di panaskan
Artinya ga boleh deket barang" yg mudah terbakar...ok, di mengerti
Yang tidak dimengerti kemudian adalah ketika malam hari kamar kami diketok oleh penjaga hotel yg ga bisa bahasa inggris itu.
Intinya ngasih tahu bahwa penghangat ga boleh dinyalain sepanjang malam karena selain listriknya gede juga karena risky takut kebakaran.
Waktu tanya gimana kalau saya kedinginan ?
Dia bilang : itulah mengapa kami kasih 2 buah selimut tiap kasur
Eh situ pikir kami di sini numpang ?

Jadilah kemudian saya putuskan : citi hostel = TIDAK rekomended

Pagi hari nya saya ajak teman saya ke penginapan temennya bapak itu untuk pamit
Sayangnya bapak itu masih tidur
Saya cuma ketemu ibu nya dan minta tolong untuk di pamitin
And once again thanks for everything

Perjalanan kami ke canakkale berjalan sesuai rencana tanpa kendala dan halangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar