Senin, 11 November 2013

Japan Trip : Preparation

Periode Mei - November saya gunakan sebaik - baiknya untuk persiapan.
Mulai dari bikin time plan what to-do, ngumpulin softcopy travel guide book dan browsing kiri kanan atas bawah untuk bikin itinerary dan yang paling penting : nabung.

Time Plan 
Time plan disini adalah time plan preparation.
Kapan saya harus mulai "jaga" nominal tabungan untuk aproval visa
Kapan musti aply visa
Kapan musti monitor rate yen
Apa aja yang musti di bawa - sedetail"nya sampai berapa bekal roti dan pop mi yang musti di bawa, baju apa saja, matchinginnya gimana, syalnya berapa, warna apa aja, jaketnya, kapan bisa nyuci,dll
Kapan musti packing - tentu saja erat kaitannya dengan segala keribetan saya klo packing
dan lain sebagainya

Saya putuskan untuk aply visa di awal oktober.
Artinya nominal tabungan sudah harus di jaga sejak bulan juli (3 bulan sebelum)
Walaupun beberapa teman bilang nominal tabungan saya sudah cukup untuk pengajuan,
Tetep aja waktu itu saya sempet khawatir dan pinjem punya orang tua untuk diendapin,lalu di kembalikan segera setelah visa approved.
Sayang banget kan klo gagal karena urusan visa...lalu hangus tiketnya  #duuuuh

Dokumen perjalanan pun saya siapkan sedetail"nya
Selain membuat hard copy nya untuk disisipkan disemua tas yg saya bawa, soft copy nya pun saya simpan di hp, tablet dan email.
Tidak hanya itu, seluruh dokumen lain seperti peta hotel, peta tujuan wisata, gambar tujuan wisata, dlsb nya pun saya simpan di hp, tablet dan email.  

Hotel
Booking hotel saya lakukan via layanan booking online, serta email langsung ke hotel tersebut.
Komparasi antara layanan booking online dan kontak langsung hotel baik itu via web/email perlu dilakukan karena tidak jarang ada perbedaan harga atau availability.
Pemilihan hotel saya kaitkan dengan transportasi. Karena mobilitas di Osaka banyak naik kereta, maka saya pilih hotel dekat stasiun, sementara karena di Kyoto mobilitas lebih banyak via bis (dengan bis day pass), maka saya pilih hotel yang dekat dengan bus stop.

Urusan hotel adalah yang nomor satu saya dahulukan, mengingat periode perjalanan saya termasuk peak
season.
"Ujian" pertama datang saat suatu sore di akhir bulan september, dimana saya di email oleh layanan booking online yang menginformasikan bahwa hotel yang sudah saya booking di Osaka bangkrut.
Sedihnya saya harus kehilangan beberapa dolar booking fee, dan harus cari hotel lagi untuk di Osaka

Ittinerary
Untuk ittinerary, selain screening travel guide book dan berbagai sumber share perjalanan lain, panduan yang sangat lengkap bisa didapat dari Japan Guide , Osaka City , dan situs resmi jepang lain.
Waktu itu bahkan sempat apply free wifi via Visit Japan.
Karena ini solo travel pertama buat saya, maka saya putuskan tidak terlalu ambisius dalam hal mobilitas antar kota.
Target saya hanya target" yang common untuk turis, dalam hal ini Osaka, Kobe, Nara, Himeji, Kyoto, Hakone dan Tokyo, dengan base di 4 kota yaitu Osaka, Kyoto, Hakone dan Tokyo (kota lain di laju dalam 1 hari ).  
Berikut itinerary saya selama 12 hari :



detail dan ambisius sekali ya sodara - sodara...

Jumat, 01 November 2013

Japan Trip : My First Solo Trip

Me and Solo Travel

Pada awal tahun 2013, traveling solo ke luar negri ada pada urutan no 2 dari "to do list of the year" saya.
No satunya tentu saja menikah -yang tidak akan dibahas panjang lebar disini-.

Hingga awal mei 2013, saya masih belum punya sedikitpun clue bagaimana saya akan merealisasikan 2 target itu.
Traveling solo ke luar negri bukan hal mudah pada bayangan saya.
Selain budget dan persiapan matang...feel nya harus dapet sedapet - dapetnya.
Sementara clue soal menikah, tentu saja tidak di bahas disini.

Saya belum pernah traveling solo ke luar negri.
Klo dalem negri sih pernah ke beberapa tempat sendirian.
Walaupun akhirnya ga sendiri juga krn pada akhirnya di lokasi saya janjian ketemuan dan pergi bareng  dengan beberapa temen dr milis backpaker.
Tahun 2010 pernah ngebackpack sama orang tua dan adik ke thailand selama 12 hari.
Karena semua saya siapkan sendiri, beban persiapannya nya mungkin sama dengan solo...semua di pikir sendiri.
Tapi eksekusinya tetep aja beda krn ga sendirian.
Traveling ke negara lain pun selalu dengan teman, minimal berdua.
Ga enaknya ? pasti ada berantemnya...hehe.
Faktor gw yang katanya tukang nyolot pun pasti pengaruh...
-tidak akan di bahas disini-
Tapi klo mnrt gw sih, dalam kondisi sama" cape...apa aja mungkin terjadi.

Autumn dan Jepang

Ide soal autumn muncul sekitar bulan April 2013
Gara"nya beberapa teman berencana ke korea saat autumn
Saya pun belum pernah merasakan autumn.
Sejak saat itu saya mulai hunting tiket murah ke korea....tapi nihil
Sampai akhirnya pada suatu jumat sore
Setelah jenuh seharian bekerja keras #yang ini ga lebay
Saya ceklak - ceklik dan bandingin beberapa tiket ke korea atau jepang

Hasil timbang kiri kanan atas bawah, saya akhirnya putuskan beli tiket ke jepang PP pada mid Nov 2013
Berangkat via Osaka, pulang via Tokyo.
Hasil browsing, periode itu saat yang paling tepat untuk lihat perubahan warna saat autumn
Saya lalu pulang setelah transaksi berhasil #perasaan setelah beli tiket liburan itu rasanyaaaaaaa


Jepang : Solo Travel ?

Panik nya muncul belakangan setelah sadar bahwa saya pergi sendiri
Antara berani dan nggak
Ga pernah ngebayang ke Jepang sendirian
Saya lalu irim email ke milis backpacker untuk cari teman.
Beberapa respon datang, tp tidak ada yg sreng
Akhirnya saya putuskan untuk pergi sendiri.
Hasil browse kiri kanan, serta beberapa testimonial teman yg pernah ke sana, saya dapatkan info bahwa jepang tergolong aman untuk solo female travel
Sementara semua kendala baik itu bahasa, makanan dan lain" harus saya siapkan sedetail mungkin dr sekarang
Good preparation means good travel kan yah ?