Senin, 07 Juli 2014

Tentang Solo Travel


Seperti sudah diceritakan sebelumnya, trip ke jepang adalah pertama kalinya saya solo travel.
Solo travel ini mungkin bukan big thing buat orang lain, tapi jelas big thing buat saya karena ada di "must to do" list.
Beneran ga sih saya bisa solo travel macam traveler" yg nulis buku itu ? 
Macam bloger traveler yg udah kemana mana itu ?
Kalo urusan nyali, insyaAllah saya punya
Tapi menurut saya solo travel is much more than nyali.
Banyak hal seperti persiapan yang matang, fokus, self control hingga luck.- yes..luck - yang menurut saya punya peran yg sama besar dengan nyali.

Berdasar perjalanan solo travel saya yg pertama kali itu, berikut saya tuliskan beberapa hal yg menurut saya penting bagi solo traveler, terutama female.
Tidak bermaksud mengurui, atau berperan seperti ahli macam female solo traveler kondang - yang saya baca blog nya berkali kali sebagai riset sebelum saya pergi - namun sebagai catatan buat saya dan dummies yg lain.

1. Be prepared...

Any information will help.
Tiap orang memang punya gaya traveling yang beda - beda, ada yg ga suka persiapan detail, ada yg bikin persiapan garis besarnya saja, ada yang ribet detail macam saya, dll.
Tapi kalo mau traveling dengan aman, efektif dan efisien, u better prepare everything in detail
Faktor X memang pasti ada, tapi bisa diminimalisasi dengan persiapan semaksimal mungkin.
Persiapan pasti juga pengaruh ke mental.
contoh : 
Di jepang, informasi exit number yang tepat sesuai tujuan di setiap stasiun, sangat penting dalam mengemat waktu dan tenaga, soalnya stasiunnya itu guede - guede dan antar exit atau bahkan antar line aja ada yang sampe 500m.
Di Jepang, saya pernah desperate setengah mati karena kemaleman di stasiun sepi yang dingin.
Fatal memang karena saya tidak cari tahu jam operasional daerah itu, yang notabene karena daerah pegunungan  - walaupun area turis - jam 10 malem sudah sepi sunyi senyap.

Saat ini semua sudah bisa dicari di internet...jadi manfaatkan internet dengan sangat saat bikin itinerary.
Apakah perjalanan nya akan ditemani mbah google atau tidak, saya lebih suka prepare for the worst alias tanpa mbah google - maksudnya minim koneksi internet kecuali wifi gratisan -

Artinya, semua informasi yang sekiranya akan diperlukan, sudah saya siapkan dalam gadget saya.
Mulai dari info rute dan rute alternatif, peta, harga tiket masuk, jam operasional tempat yang akan di kunjungi, simple languange alias kamus turis, dokumen flight, tiket, booking hotel, sampai capture gambar tempat yang akan dikunjungi.
Kenapa sampai capture gambar ? Well, kalau bertanya dalam bahasa yang sama - sama ga ngerti, akan lebih mudah nunjukin gambar...
Semua saya simpan digadget dengan backup di USB dan email.
Semua dokumen perjalanan dan rundown itinearry itu juga saya email ke orang terdekat atau keluarga, supaya kalau ada sesuatu yang tidak diinginkan, mereka punya cukup data untuk melacak saya.

Jangan remehkan juga pentingnya check in disuatu lokasi dengan social media. Bukan semata untuk pamer ada dimana, tapi agar orang lain bisa melacak lokasi anda, in case kemudian terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Dokumen yang harus diprint saya siapkan dalam kantong plastik kiloan sebelum disimpan di tas.
Hal yang sama juga saya lakukan terhadap uang kertas dalam dompet, passport, dan dokumen pribadi lain.
Tujuannya supaya dokumen itu tidak basah dan rusak jika tas saya terpaksa basah atau kehujanan.

Selain diplastiki, dokumen - dokumen itu juga dipisah dan dilabeli per kota yang akan dikunjungi.
Misalnya dokumen Osaka, Nara, Kobe, Himeji, Kyoto dan Tokyo.
Tujuannya supaya praktis dalam mencari dan membawa.

Nah satu bundel dokumen pribadi mencakup copy passport, copy visa, itinerary, alamat hotel sepanjang perjalanan, alamat dan no telp rumah saya sisipkan di setiap tas yang saya bawa.
Harapannya, kalau tas saya keselip dibagasi, hilang, dlsb, yang berwenang dapat menemukan informasi - informasi tersebut sehingga bisa membantu mengembalikan tas saya ke lokasi dimana saya berada.


2. Jaga stamina

Artinya makan, tidur dan istirahat cukup.
Pada kenyataannya memang susah, karena 3 hal tersebut termasuk yang susah didapat klo lagi traveling.
Urusan makan harus direncanakan dengan matang karena ujung - ujungnya stamina.
Kadang orang berasumsi makan susah saat traveling itu kaitannya cuma sama uang alias penghematan. Padahal belum tentu seperti itu.
Bisa saja karena makanannya susah di dapat, tidak sesuai lidah, itinerary yang padat, dlsb
Kalau mau masuk museum yang tiket masuknya mahal sehingga harus lama supaya ga rugi atau disekitarnya ga ada resto, ya mending bawa bekal.
Lebih ribet lagi urusannya kalau berkunjung ke negara yg makanan halalnya susah.
Antisipasi hal" tersebut dan siapkan solving problemnya.
Tujuannya tentu supaya having fun nya maksimal.
Masalahnya solo travel itu ya solo....sendirian gitu kan ?


3. Fokus

Perhatikan lingkungan sekitar...
Orang" disekeliling, gesturenya, sikapnya, dlsb
Fokus, self awareness dan safety itu erat sekali kaitannya...
Jangan ceroboh, jangan melanggar aturan, jangan memberi celah sedikitpun atas hal" yang bisa menimbulkan masalah...
Hal sepele yg saya rasakan terasa sekali antara solo dan non solo adalah klo travel solo di jalan ga bisa tidur...takut kelewat dari pemberhentian yang dituju, takut bahaya mengundang, dlsb

Kesannya kok berat banget ya...well, ngga juga sih...fun trip is a safe trip isn't ?


4. Be Simple

Soal pakaian dan penampilan yang tidak mencolok serta sesuai dengan nilai - nilai
lokal sudah menjadi standar umum para traveler.
Saya lebih suka semua dalam format seaman dan senyaman mungkin.

Begitupun dengan bawaan.
Walaupun saya tipe ribet yang berharap punya kantong doraemon karena semua mau di bawa
Tapi paling tidak saya tahu apa saja yang saya bawa, dan letaknya di dalam tas saya
(serta disiplin untuk meletakan kembali ditempat yang sama setelah pemakaian)
Jadi klo perlu ga ribet ngebongkar seluruh tas kalau mau ngambil sesuatu.
Usahakan hanya membawa 1 tas sebesar apapun itu.
Usahakan tidak membawa apapun selain 1 tas itu sehingga ga ribet.
(this means HP, dompet, peta, dll semua masuk tas)
Penting dan praktis supaya tidak ada barang tercecer dan tertinggal, apalagi klo lagi buru"
Aman karena pengawasan tidak terpecah sehingga lebih fokus.

Dengan demikian, semoga ga ada cerita barang tercecer di bis, HP ketinggalan di pengecekan barang di bandara, dlsb.

Dalam berbagai bentuk dan macam traveling, baik itu solo, backpack bersama keluarga  - dan papa saya kapok traveling bareng saya -, berdua, bertiga, berempat, berlima dan berenam bersama teman hingga bergerombol puluhan orang...sejauh ini saya paling nyaman solo alias pergi sendiri.

Nyaman karena semua kita putuskan sendiri.
Mau penuh target, mau nyasar, mau leyeh - leyeh, mau apa saja kita tentukan sendiri
dijamin ga pake berantem dan ngotot - ngototan soal jadwal atapun arah peta.
Palingan mengutuk diri sendiri karena ini dan itu...hehe...