Kamis, 29 Agustus 2013

Weekend Getaway : Pari Island - Day 2

Esok paginya saya bangun sebelum jam 5 dan bergegas siap" dan bersepeda ke pantai perawan untuk lihat sunrise. Sayangnya pagi itu sunrise tertutup awan.
saya dan teman akhirnya memutuskan untuk mendarat di warung makan yang pagi itu laris manis.
Segelas teh hangat, pisang goreng dan pantai yang indah
Tuhan maha baik ya ?

Selesai memamah biak, saya dan teman bersepeda ke beberapa tempat yang belum kami kunjungi.
Salah satunya bukit matahari. yang namanya bukit matahari ternyata merupakan jalan panjang menjorok ke laut di dekat dermaga.
Tidak bukit juga, tapi memang lebih tinggi dari pulau.
Sepanjang jalan yang cukup lebar untuk 2 sepeda, ditumbuhi pohon besar yang rindang dan di lengkapi dengan beberapa bangku bambu di pasang diantara 2 pohon...
saya membayangkan bagaimana rasanya duduk leyeh" di situ seharian...

Bukit Matahari

Kami kembali ke penginapan saat matahari mulai tinggi.
Nyatanya cuma untuk pindah ke pantai belakang penginapan kami yang jaraknya cuma 20m dari penginapan.
Beberapa abg main voli dan foto" sementara saya memutuskan untuk gelar hammock dan tidur lagi.
Senang sekali nemu spot bisa gelar hammock di pantai yang teduh dan sepi

Mari tidur lagi

Sekitar setengah sebelas siang kami di "kunjungi" oleh eo perjalanan kami, yang mengingatkan untuk kumpul di dermaga jam 11 siang.
Hahah...terburu" packing...i dont wanna go home

Sampai di dermaga ternyata kapal kami sudah berangkat.
Kata temen saya yang sudah di situ menyaksikan keberangkatannya....it was soooo full
Jadi tam[paknya memang mending nunggu dr pada ga aman.
Saat itu dermaga masih penuh orang" yang hendak kembali ke jakarta.
Entah orang" yang juga ketinggalan seperti kami, atau memang terjadwal di kapal selanjutnya.
Akhirnya eo kami menjanjikan kapal selanjutnya yang datang dari pulau pramuka dan sampai di pulau pari sekitar jam 1.
Lumayan 2 jam di dermaga yang panas ....huft

Situasi mulai kusut saat kapal dateng dengan muatan. Jadi bukan kapal kosong.
Saat semua calon penumpang merapat di dermaga, pengelola kapal ngotot bahwa hanya penumpang dalam daftarnya yang boleh naik.
Yang di daftar itu ternyata jumlahnya hanya hampir 50 orang ...tidak termasuk kam.
Mau gimana lagi deh.....
Si eo cuma bilang klo nanti aja (lagi) nunggu kapal selanjutnya yang datang jam 2 siang.
hew...klo emang nama kami belum di daftarkan di kapal kedua...kenapa tadi janji ?
Lagian saya rasa bener si pengelola kapal....membolehkan hanya penumpang cuma yang terdaftar
Walaupun terdaftarnya cuma atas nama eo dan jumlahnya ebraap ( bukan per nama penumpang)....
Tapi paling ngga bisa dikontrol jumlah penumpang dalam kapal
kan ujung" nya akhirnya urusan keselamatan dan nyawa....

Jadi kami nunggu lagi 2 jam di dermaga panas....
Kami menepi ke warung - warung pinggir dermaga yang agak rindang untuk makan siang mi instan (lagi) sekaligus numpang duduk".

Dalam 2 jam itu, ternyata duduk" saja tidak cukup
Beberapa teman saya nemu spot buat selonjoran dan tidur
Beberapa yang lain kemudian gelar beach blanket di area pantai sekitar situ
sementara saya mati gaya dan jalan - jalan foto" gak jelas



Memandang laut
Kapal ketiga adalah kapal tanpa muatan yang datang sekitar jam 3 sore.
Karena penumpang tinggal sedikit, akhirnya sapu bersih semua bisa diangkut
Itu pun space masih cukup luas sehingga kami bisa selonjoran di kapal

Yang gak nahan adalah ombak sepanjang perjalanan.
Tingginya cukup bikin mual sampe saya harus konsentrasi supaya ga bikin kekacauan
saya sampe kepikiran ga mau lagi naik kapal motor....besok" naik speedboat ajah dr marina
sampe kepikiran gimana rasanya jadi pelaut
ngelindur ga jelas....saya akhirnya bisa tidur dan selamat dari bikin kekacauan

Sekitar jam 5 sore kami sampai di dermaga angke.
Cuma Tuhan yang tahu betapa leganya saya saat itu.
Wiken saya yang sempurna, saya lanjutkan dengan mampir ke spa dan makan enak di daerah wahid hasyim.
Alhamdulillah masih dikasih rejeki, berkah dan nikmat ^-^

Catatan Trip :

EO Perjalanan

Sebisa mungkin cari EO yang memang mengerti dan menemani hingga pulau. EO kami waktu itu ternyata tangan kedua, yang menyerahkan kami ke EO lain yang memang lokal di pulau itu.
akibatnya banyak miskomunikasi...soal paket, soal biaya dan sebagainya yang cukup bikin ribet.
belum lagi soal harga yang pastinya beda.

Kalo ga mau pake EO juga pasti bisa.. yang paling penting adalah mesti diurus soal jaminan transportasi, sewa homestay, sepeda dan booking makan selama di sana
Pilihan lain adalah kemping di sekitar pantai.

Makan

Sepengetahuan saya sedikit sekali warung makan di pulau pari yang menyediakan lauk pauk macam warteg
yang banyak tersedia adalah warung kopi dan mi instan. Mungkin ada tapi saya ga tahu, atau memang ga ada - no idea -.

Jadi ada baiknya bawa secuil dua cuil cemilan, roti, atau bahkan nasi bungkus.

Penginapan

Di pulau berpenduduk ini, cara yang umum untuk menginap adalah menyewa homestay, yang dalam kata lain adalah rumah penduduk yang memang di kosongkan untuk di sewa pengunjung
kelebihannya adalah karena bentuknya rumah...maka ada kamar mandi dalam dan ruang tamu.
beda dengan penginapan kami di balai lipi yang kamar mandirnya terletak di bagian belakang luar rumah.

Sampah dan Pantai

Pantai - pantai di pulau pari masih sangat oke, sayangnya mayoritas di penuhi sampah
dipenuhi sampah aja masih oke, gimana klo bersih coba....
Segala macam sampah ada di pinggir pantai....dari bungkus makanan, hingga koper rusak
Saya gak ngerti apakah penduduk pulau itu sebenernya juga terganggu dengan sampah itu, atau mereka sudah terbiasa karena hari" seperti itu Tapi kalau mereka sadar bahwa pariwisata adalah salah satu nilai jual mereka...they should do something about it...
Kalau saya jadi pejabat....saya jejerin semua penduduk tiap hari minggu, bersama" dengan pengunjung...mungutin sampah disetiap sentimeter

Pariwisata

Sedikit wawancara sama tukang otak", saya temukan bahwa otak" yang di jual di dermaga itu ternyata kiriman dari tangerang...no wonder harganya melonjak jadi 2000 perak per biji
lalu apa nilai jual pulai pari selain pantai nya yang indah itu ?
bukan mi instan dan pisang goreng kan ?
perlu adanya bimbingan pemerintah terhadap penduduk lokal agar penduduk bisa memaksimalkan pengunjung yang datang ke pulau pari.
pulau yang bersih, pantai yang indah, makanan yang variatif...secara sederhana bisa sangat menyenangkan pengunjung.
trust me ^-^

Weekend Gateway : Pari Island - Day 1

Weekend minggu lalu saya main ke pulau pari.
Ini ke tiga kalinya saya main di kepulauan seribu.
Yang pertama sekitar tahun 2006 ke pulau pramuka, yang kedua sekitar tahun 2010 ke pulau putri untuk scuba diving license dan yang ketiga ini ke pulau pari untuk leyeh leyeh

Saya pergi atas ajakan mbak ati, temen travelling saya ke kalimantan dulu yang kemudian selama bertahun tahun telah jadi teman di segala cuaca.
Turns out ternyata 1 group bersama temannya mbak ati yang juga bawa teman dan temannya yang lain.
Banyak teman baru di perjalanan ini.

Karena pukul 5.30 kami sudah harus kumpul di pom bensin angke, maka pagi" buta saya sudah siap".
Padahal jadwal berangkat kapal itu jam 7 pagi ....sudah termasuk segala urusan bla bla bla dan antri kapal
keluar dermaga. Setengah perjalanan berangkat saya habiskan dengan berdiri di depan jendela kapal, menghadang angin dan memandangi semua yg lewat di depan mata.
laut yang lama" mulai terlihat seperti cincau....
lalu sampah....lalu burung...lalu cincau lagi...
Demikian sehingga saya mulai mual dan merasa masuk angin, dan akhirnya menghabiskan setengah perjalanan berikutnya dengan tidur
hew...umur emang ga bisa bohong

Sesampainya di pari dan setelah mengurus akomodasi, saya dan teman pergi menjelajah pantai terdekat.
KLarena kami menginap di balai milik LIPI, maka pantai terdekat di sebut pantai LIPI.
saat itu hampir tengah hari bolong...tapi saya tidak bisa menahan diri untuk tidak panas"an
walaupun saya tahu habis itu kulit muka pasti kebakar dan saya akan susah menentukan warna jilbab untuk satu bulan ke depan....

Karena pantai saat itu sepi...kami memutuskan untuk nyemplung.
Di ujung pantai LIPI, kami menemukan spot main di belakang pohon kecil yang pasir nya penuh dengan bintang laut hidup. Teman saya memutuskan untuk menamai spot itu blue lagoon

Jalan menuju pantai LIPI
Pantai LIPI dan pohon kecil tempat kami sembunyi untuk kungkum

Jadwal kami sesudah makan siang adalah snorkling di sekitar pulau pari.
Tapi karena lagi gak kepengen, maka saya dan teman memutuskan untuk explore pulau dengan sepeda.
Kami pergi ke pantai perawan yang letaknya bersebrangan dengan pantai LIPI.

#kenapa saya tampak lebar sekali yah
Pantai Perawan
Menurut saya pantai perawan sama oke nya dengan pantai LIPI.
Bedanya, pantai perawan lebih tertata...karena ada parkir sepeda dan  kios - kios penjual makanan dan minuman. Kami berjalan menyusuri pantai dan kembali menemukan tempat sepi yang oke buat kungkum.
Bosan main air, sekitar jam 5 sore kami kembali ke pantai dan isi tenaga dengan mi instan, gorengan, dan kopi.
Walaupun rasanya jauh dengan semua varian dari 3 macam makanan sejenis yang biasa saya makan di jakarta, sore itu nikmatnya beda :)

Kami kembail ke penginapan dan sangat terlambat untuk sunset.
Ternyata hampir seluruh pengunjung pulau itu tampak berkumpul di pantai LIPI untuk melihat sunset, yang sore itu ajaib sekali ....matahari orange dan bulat.  Beberapa teman dapat gambar yang 1000% cantik.
Saya sedikit menyesal, tapi toh berenang sore tadi juga cukupmenyenangkan.

Sunset @ Pantai LIPI
Malam itu beberapa teman kembali bersepeda ke pantai perawan untuk lihat bintang/
Cukup tahu diri dan sadar kondisi yg sudah cukup cape, saya putuskan untuk tidak ikut, lagian angin di pantai saat malam pasti kencang sekali.

Malam itu jam 8 saya sudah mimpi indah. Berbeda sekali dengan hari" saya selama 6 bulan terakhir yang tidak bisa tidur sampai jam 2 malam...
Mungkin memang saya harus cari solusi atas semua masalah hidup...short weekend getaway does help, but its not an option.