Senin, 31 Maret 2014

Japan Trip - D5 - Osaka dan Kyoto


Hari kelima adalah hari terakhir saya di Osaka untuk selanjutnya pindah kota ke Kyoto.
Plan saya hari itu, sekitar tengah hari sudah harus dalam perjalanan ke Kyoto.
Harus siang karena masih harus cari alamat hostel di Kyoto.
Dan nyari alamat malam hari itu jelas beda effortnya dengan saat matahari masih menemani.

Kalau dilihat dari jadwal yang sudah dibuat, beberapa tempat di Osaka yang sudah saya agendakan namun terlewati adalah Shitennoji Temple, Tsutenkaku Tower dan Umeda Sky Building.
Sementara jadwal pagi itu adalah Osaka Castle dengan garden dan taman disekelilingnya.

Saya putuskan unguk memprioritaskan Osaka Castle dan Tsutenkaku Tower.
Osaka Castle karena memang hanya ada di Osaka dan Tsutenkaku Tower karena mengingatkan saya akan film - film Ksatria Baja Hitam jaman kecil dulu -kalo ga salah itu tower suka muncul di adegan bagian mosnter mau ngacak - ngacak kota -
Sementara bangunan tinggi macam Umeda Sky Building saya kalahkan karena masih bisa saya temui di Tokyo dan temple semacam Shitennoji Temple - walaupun tentu saja tidak sama - akan banyak saya temui di Kyoto.

Pagi itu saya harus sedikit sigap dan berangkat pagi karena hari itu adalah sabtu dan pasti lebih ramai.
Sesudah menitipkan tas di loby hotel, saya cek out dan berangkat ke Osaka Castle.
Hari itu adalah hari terakhir saya pakai Kansai Pass saya untuk ke Kyoto.
Sepertinya cukup efektif dan efisien karena sudah dipakai 3 hari bolak balik Nara, Kobe, Himeji, Osaka hingga Kyoto sore nanti.
Sesuai info disini, saya turun di stasiun Tanimachi 4-Chrome untuk masuk via Otemon Gate.
Dalam perjalanan dari stasiun ke castle, saya lewati beberapa kantor lembaga pemerintahan dan taman - taman dengan beberapa orang yang sedang olah raga pagi - enaknya tinggal disini -


Sarapan yang di beli di Lawson dan di makan di taman dekat Osaka Castle :
Segini mah ga nendang buat saya :(

Melewati Sakuramon Gate yang terkenal dengan Octopus Stone nya itu, saya masuk ke area Osaka Castle.
Seperti predikasi, hari itu ramai sekali.
Sampai susah dapat foto yang "enak dilihat" alias ga ada orang berseliweran.
Ramai di taman sekitar castle, di dalam castle, hingga di Osaka-Jo Hall dan lapangan sekitarnya.
Hari itu memang ada acara di sekitar Osaka-Jo Hall.
Tampak penuh oleh anak - anak dalam group - group marching band dan didampingi keluarga mereka.
Disekitar pun ada booth - booth makanan yang menjual jajanan yang ga berani saya lirik -takut kepengen padahal mungkin ga halal-

Osaka Castle
Osaka City View dilihat dari Osaka Castle
 
Sesudah mengunjungi castle, saya berjalan keluar sambil menikmati suasana
Keluar via Aoya-mon Gate, melewati jalan disebelah Osaka-jo Hall, dan terus keluar dengan harapan berujung di stasiun Osaka-jo Koen. - sesuai kata peta -
Melewati jembatan sungai saya melihat beberapa keluarga dan anak muda yang piknik dipinggir sungai,
Persis seperti yang suka ada di film kartun.
Ferry yang melintas, burung - burung di sekitar sungai dan hijau merah daun pepohonan membuat pemandangan sekitar sungai cantik sekali.
Kalau saja tidak panas dan tidak diburu waktu, mungkin saya akan bergabung leyeh - leyeh di sana.
Pada kenyataannya saya tidak berujung di stasiun Osaka-jo Koen.
Beberapa persimpangan membuat saya bingung dan bolak balik ga jelas.
Sampai akhirnya menemukan orang yang bisa membantu dan menunjukan arah.
Saya lupa akhirnya berujung distasiun apa.
Yang saya ingat, saat itu sudah tengah hari dan saya nekat tetep mau ke Tsutenkaku Tower.

Target Tsutenkaku Tower saya selesaikan dalam waktu tidak lama.
Dari stasiun Ebisucho, melewati pertokoan dengan paduan tower itu sendiri.
Lalu shock melihat antrian masuknya.

Antrian masuk hari itu

Saya sempat antri sebentar, lalu ragu karena sepertinya akan sangat terlambat menuju Kyoto.
Foto disekitar tower juga entah kenapa hasilnya selalu backlight.
Sedikit kecewa, saya pun putuskan untuk kembali ke hotel dan segera ke Kyoto.

Perlu diketahui bahwa selama tiga hari saya di Osaka dengan bolak balik stasiun namba, tiap hari pula saya pulang dengan keluar dari exit gate stasiun yang berbeda.
Kayaknya susah sekali nemu exit gate yang kemarin.
Ujung - ujungnya setiap pulang saya selalu muter - muter.
Sore itu adalah yang paling parah.
Mungkin juga di pengaruhi faktor grogi karena sudah buru - buru.
Kekiri dan kekanan semua toko tampak sama.
Ujung - ujungnya balik lagi ke titik yang sama
Seperti yang sudah saya infokan sebelumnya, stasiun namba juga dilengkapi dengan pertokoan dan menempel dengan Mall.
Mall nya besar, kumplit dan barang - barangnya lucu - lucu. belum lagi ga jauh dari situ ada Takashimaya - ya walaupun pasti ga ada yg di beli disitu -, trus jalan dikit ada pertokoan area namba..
Kalau boleh mah bisa lah 1 hari cuma buat keluar masuk toko
Distasiun ini saya nemu beberapa barang dan figuran Peanuts, serta dasi cantik buat papa.
Ga berani beli banyak - banyak karena perjalanan masih jauh

Sesudah menganbil titipan koper di hotel saya balik lagi ke stasiun Namba
- Kalo dipikir - pikir kenapa ga cari loker di stasiun aja ya ...hiks -
Sekali lagi saya mampir ke Tourist Information di stasiun namba untuk mengecek rute ke Kyoto.
Ternyata untuk sampai ke stasiun terdekat dengan hostel saya, dengan kansai Pass yang saya punya - alias ga mau keluar uang lagi - harus ditempuh dengan cukup ribet yaitu bebrapa kali ( lupa apakah 1 atau 2 kali ) transit dan ganti kereta. - ga papa lah ya yang penting murah -

Dengan perjalanan yang aman dan tentram, sekitar jam 8 malam saya mendarat di Kyoto.
Perjalanan dari stasiun Nijojo-Mae tempat saya turun sampai ke hostel lumayan...kayaknya lebih dr 750m.
Melewati Nijo Castle yang tampak lebih kecil dari yang saya bayangkan
At least lebih kecil dari Osaka Castle
Alhamdulillahnya, petunjuk hostel sangat jelas sehingga tidak perlu nyasar apalagi muter - muter.

Selama di Kyoto,saya menginap di Hanari Guest House Kyoto.
Lokasinya memang agak jauh dari stasiun kereta, namun dekat dari halte bis.
Dengan asumsi saya akan banyak naik bis, maka saya pilih menginap disini selama saya di Kyoto.
Guest House ini terdiri atas 2 lantai.
Resepsionis, ruang tv, dapur, kamar mandi, toilet, wastafel dan mesin cuci ada di lantai satu.
Sementara kamar - kamar - atau lebih tepatnya mungkin bilik karena ukurannya yang kecil sekali - serta toilet ada di lantai 2.
Utamanya adalah guest house ini punya female dormitory.
Kamar yang saya tempati ukurannyanya jepang sekali...alias kecil, dengan dua kasur tingkat di kiri dan kanan.
Fasilitas kamarnya lengkap. Semuanya ada diarea pribadi alias diatas kasur, mencakup power, lampu,ear bud, tirai hingga selimut.
Sayangnya dinding kamarnya juga tipis sekali sehingga apapun sampai ke kamar sebelah.
Celakanya saya pack beberapa barang saya dengan plastik...berisik sekali jadinya.
#padahal sudah pernah baca packing guide yang melarang pakai plastik karena berisik :D

Setiap penghuni kamar di beri 1 kunci dan harus mengunci kamar setiap pergi, ada atau tidak penghuni lain di dalam kamar.
Sarapan sederhana berupa roti dan pelengkapnya disediakan oleh guest house.
Selain itu, minum - minuman ringan seperti jus, soda, dan lain - lain juga bisa diambil sepuasnya dari kulkas.

Jalan menuju Hanari Guest House

Hanari Guest House


Tidak ada komentar:

Posting Komentar